Harga Perak (XAG/USD) melemah tipis di sesi Asia Kamis (09/10), bergerak di kisaran tinggi setelah sehari sebelumnya menorehkan rekor baru mendekati $49,6 per ons. Dorongan utamanya berasal dari reli Emas yang menembus $4.000, permintaan aset lindung nilai, dan spekulasi pelonggaran suku bunga yang mengangkat selera terhadap logam mulia.
Secara fundamental, Pasar Perak masih mengalami defisit pasokan yang diperkirakan berlanjut hingga tahun 2025. Pada saat yang sama, permintaan industri tetap kuat—terutama dari panel surya (PV), kendaraan listrik, dan elektronik—meski ada “thrifting” di sektor PV yang menekan porsi Perak per unit. Artinya, konsumsi Perak per panel mungkin menurun, tetapi volume instalasi yang terus bertambah menjaga permintaan tetap besar secara total.
Dari sisi investasi, minat terhadap instrumen logam mulia kembali meningkat. Likuiditas yang ketat di pusat perdagangan global dan kenaikan aktivitas pengiriman ke gudang berjangka membantu mengerek harga. Rasio EmasPerak juga menyempit tajam pada tahun ini, menandakan kinerja relatif Perak yang semakin solid dibandingkan Emas.
Ke depan, volatilitas berpotensi tinggi setelah pemutaran cepat. Pelaku Pasar mencermati arah Dolar AS dan imbal hasil riil, laju instalasi PV global, serta perkembangan geopolitik yang berdampak pada selera risiko. Skenario dasar: reli tetap terjaga namun bergerak lebih presisi, dengan peluang konsolidasi pada rentang tinggi seiring dengan pasokan yang ketat dan permintaan industri yang masih tangguh.(ads)
Poin inti:
Perak terkoreksi tipis usai cetak rekor baru, reli belum patah.
Defisit pasokan berkelanjutan 2025, permintaan industri (PV/EV/elektronik) tetap kuat.
Arus investasi menguat; rasio EmasPerak menyempit.
Prospek positif namun mudah berubah; fokus ke Dolar AS, imbal hasil riil, dan laju instalasi PV.
Sumber: Newsmaker.id