Harga Emas sempat menyentuh rekor tertinggi pada Selasa (2/9), terdorong spekulasi penurunan suku bunga AS dan ketidakpastian terkait Tarif perdagangan Presiden Trump. Emas spot naik 0,8% ke $3.508,54 per ons, sementara kontrak Emas Desember sempat menembus $3.578,20 per ons.
Ketidakpastian Tarif Trump makin tinggi setelah pengadilan banding menyatakan sebagian Tarif ilegal, tapi masih bisa berlaku hingga pertengahan Oktober. Presiden Trump mengkritik keputusan ini dan berencana membawa kasus ke Mahkamah Agung, sehingga investor semakin mencari perlindungan di logam mulia.
Spekulasi Pasar bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September membuat Dolar melemah ke level terendah lima minggu. Kondisi ini mendukung logam mulia karena aset non-bunga seperti Emas menjadi lebih menarik dibandingkan Obligasi Pemerintah.
Selain Emas, logam lain juga naik signifikan. Perak mendekati level tertinggi 14 tahun, platinum nyaris menyentuh level tertinggi 11 tahun, dan harga tembaga juga naik setelah data PMI China mengecewakan dan memicu ekspektasi stimulus lebih lanjut dari Beijing.
Tren ini menunjukkan bahwa investor masih agresif beralih ke logam mulia dan tembaga, baik sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi global maupun spekulasi keuntungan, meski inflasi AS masih tetap tinggi dan menimbulkan ketidakpastian kebijakan moneter.(ayu)
Sumber: newsmaker.id