Harga Emas melemah pada Rabu(17/9) akibat kenaikan tipis Dolar AS dan aksi ambil untung, setelah Emas batangan menyentuh rekor tertinggi pada sesi sebelumnya berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Emas spot turun 0,2% ke $3.683,19 per ons pada 05.15 GMT, setelah mencetak rekor $3.702,95 pada Selasa. Kontrak berjangka Emas AS pengiriman Desember juga melemah 0,2% ke $3.719,50.
“Kenaikan Emas ke $3.700 didorong pelemahan USD dan taruhan bahwa The Fed bisa memberi sinyal pemangkasan lanjutan sebelum akhir tahun,” kata Tim Waterer, Chief Market Analyst KCM Trade. “Aksi ambil untung di sekitar $3.700 membuat harga turun kembali di bawah level tersebut. Namun jika The Fed bernada sangat dovish, Emas bisa kembali bergerak naik.”
Indeks Dolar (DXY) naik 0,1% setelah jatuh ke level terendah lebih dari dua bulan pada Selasa. Sementara itu, imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun bergerak di kisaran terendah lebih dari lima bulan.
Data Selasa menunjukkan penjualan ritel AS naik lebih dari perkiraan pada Agustus, namun pelemahan Pasar tenaga kerja dan kenaikan harga akibat Tarif impor menjadi risiko penurunan bagi keberlanjutan kekuatan belanja.
Bank sentral AS diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada hari ini untuk mendukung Pasar tenaga kerja. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell akan dicermati untuk mengukur laju pelonggaran berikutnya. suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang Emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Presiden AS Donald Trump menyerukan agar Powell melakukan pemangkasan yang “lebih besar”.
SPDR Gold Trust, ETF Emas terbesar di dunia, menyatakan kepemilikannya naik 0,32% menjadi 979,95 metrik ton pada Selasa dari 976,80 ton pada Senin.
Di tempat lain, Perak spot turun 1,4% ke $41,96 per ons, platinum naik 0,3% ke $1.395,05, dan paladium menguat 0,3% ke $1.180,08. (az)
Sumber: Reuters.com
