Harga Perak terus menanjak dan kini diperdagangkan di level $46.521 per troy ounce pada sesi Asia pagi ini, Jumat (29/09/2025). Ini memperpanjang reli logam mulia tersebut setelah minggu lalu menembus angka psikologis $45 untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir. Lonjakan ini bukan tanpa alasan — permintaan dari investor melejit, sementara pasokan fisik makin ketat.
Data terbaru menunjukkan investor global masih memborong Perak lewat ETF, yang menyebabkan stok logam batangan di London menyusut drastis. Situasi ini bikin Pasar makin sesak, apalagi lease rate atau biaya pinjam Perak jangka pendek kini melonjak ke atas 5%. Biasanya, angka ini nyaris 0%. Artinya, Pasar fisik benar-benar lagi ‘kering’.
Kondisi Pasar ini terjadi di tengah ekspektasi pelonggaran suku bunga oleh bank sentral AS. Jika data ekonomi AS melemah terutama data tenaga kerja yang berpotensi tertunda karena ancaman shutdown The Fed bisa mengambil langkah dovish. Ini bikin Perak (dan Emas) makin dilirik karena imbal hasil riil menurun.
Secara fundamental, Perak juga mendapat dorongan dari sisi industri. Permintaan untuk panel surya, semikonduktor, dan kendaraan listrik meningkat, sementara produksi tambang tidak bertambah signifikan. Kombinasi antara permintaan investasi dan industri inilah yang jadi bahan bakar utama reli Perak belakangan ini.(ads)
Sumber: newsmaker.id
