Perak menguat di atas $48.5 troy ons di awal pekan hari Senin (6/10), seiring meningkatnya permintaan aset lindung nilai di tengah penutupan Pemerintah AS dan ketidakpastian ekonomi global. Narasi “flight to safety” masih dominan setelah prospek pemangkasan suku bunga The Fed kembali menguat, sehingga imbal hasil Obligasi AS cenderung menurun dan menambah daya tarik logam mulia non-bunga. Likuiditas yang lebih tipis karena libur Golden Week di Tiongkok turut memperbesar rentang pergerakan, membuat reli Perak terasa lebih volatil dibanding pekan sebelumnya.
Di sisi lain, Penguatan Dolar AS sesekali menahan kenaikan Perak, mengingat harga komoditas ini dihargakan dalam USD. Namun arus masuk ke instrumen berbasis Perak serta sentimen positif dari sisi permintaan industri—terutama dari sektor energi terbarukan dan elektronik—memberi bantalan ketika Dolar menguat. Minimnya katalis data “hard” akibat potensi penundaan rilis statistik Pemerintah AS juga mendorong Pasar mengandalkan indikator alternatif dan komentar pejabat bank sentral untuk memetakan arah suku bunga.
Ke depan, fokus pelaku Pasar tertuju pada perkembangan politik anggaran di Washington, pidato pejabat The Fed, serta rilis data swasta yang dapat memberi sinyal inflasi dan aktivitas jasa/manufaktur. Apabila imbal hasil Treasury melunak dan Dolar kehilangan momentum, ruang kenaikan Perak tetap terbuka. Sebaliknya, rebound tajam pada Dolar atau meredanya kekhawatiran makro berpotensi membatasi reli dalam jangka pendek. (Arl)
Sumber : newsmaker.id
