Euro dan yen menuju pelemahan harian ketiga berturut-turut terhadap Dolar AS pada hari Rabu (8/10), tertekan oleh gejolak politik di Prancis dan ekspektasi peningkatan belanja fiskal di Jepang.
Kebijakan ekonomi yang ekspansif di Jepang dan upaya Prancis untuk mengendalikan defisit fiskalnya diperkirakan akan meningkatkan premi risiko yang diminta investor untuk memegang Obligasi Pemerintah, sehingga membebani kedua mata uang tersebut.
Saham jatuh dan Dolar menguat pada hari Rabu, sementara penutupan Pemerintah AS yang berkepanjangan melambungkan harga Emas spot melampaui $4.000 per ons untuk pertama kalinya.
PERMINTAAN SAFE-HAVEN UNTUK Dolar
Dolar juga mendapat sedikit dukungan dari permintaan safe haven, dengan situs taruhan Polymarket memperkirakan peluang berakhirnya penutupan Pemerintah AS dalam minggu depan hanya 26%.
Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, naik 0,30% hingga mencapai 98,91, level tertinggi sejak 5 Agustus, karena Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan pemecatan massal terhadap pegawai federal selama kebuntuan tersebut.
Investor juga mempertanyakan apakah Federal Reserve siap untuk memangkas suku bunga secara agresif. Pasar memperkirakan sekitar 110 basis poin pelonggaran pada akhir tahun 2026 — hampir tidak berubah dari minggu lalu — dan melihat peluang 92% untuk pemangkasan sebesar 25 basis poin akhir bulan ini.
Presiden Bank Sentral Federal Reserve Kansas City, Jeff Schmid, pada hari Senin mengisyaratkan bahwa ia enggan untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.
Euro mencapai titik terendah baru dalam 1,5 bulan di $1,1607, dan terakhir turun 0,38% di $1,1613.
KETIDAKPASTIAN DI PRANCIS, PERUBAHAN DI JEPANG
Para analis memperingatkan bahwa pemilu Prancis dapat membebani Obligasi Pemerintah dan euro, karena kinerja partai-partai populis yang lebih baik dapat mengaburkan pandangan mengenai reformasi struktural dan konsolidasi defisit. Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu dijadwalkan berpidato pada pukul 07.30 GMT pada hari Rabu.
Dolar mencapai 152,46 terhadap yen, level tertinggi sejak pertengahan Februari dan terakhir naik 0,35% di 152,40.
Takaichi, yang mengejutkan Pasar dengan memenangkan pemilihan pemimpin partai berkuasa pada akhir pekan untuk menjadi perdana menteri Jepang berikutnya, telah membuat investor bertanya-tanya apakah anak didik mendiang Shinzo Abe ini dapat menerapkan kebijakan stimulus serupa yang dapat meningkatkan saham tetapi membuat yen rapuh.
Dolar Selandia Baru anjlok hingga 1% ke level terendah $0,5739 setelah Bank Sentral Selandia Baru (RBA) mengejutkan Pasar dengan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin yang lebih besar dari perkiraan dan mengisyaratkan pelonggaran lebih lanjut menyusul memburuknya data ekonomi baru-baru ini. (Arl)
Sumber: Reuters.com
