Harga Minyak menguat tipis pada Kamis setelah ambles hampir 7% dalam tiga sesi terakhir. Brent bergerak di kisaran $66/barel dan WTI di atas $62. Data EIA menunjukkan persediaan crude AS naik untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, sementara stok bensin melonjak paling besar sejak Juni. Refinery runs menurun, kemungkinan karena perawatan.
Pasar menunggu rapat OPEC+ akhir pekan yang diperkirakan mengembalikan pasokan yang diidle untuk November, meski kekhawatiran surplus global makin besar. Sejumlah bank Wall Street bahkan memperkirakan Brent bisa turun ke kisaran $50-an tahun depan. Dari sisi suplai tambahan, terminal Ceyhan, Turki dijadwalkan memuat kargo pertama dari wilayah Kurdi Irak sejak 2023, menambah pasokan ke Pasar.
Menurut Priyanka Sachdeva (Phillip Nova), pertumbuhan permintaan lemah sementara pasokan berlimpah, menandakan potensi oversupplied pada 2026. Pukul 11:08 pagi waktu Singapura, Brent Desember naik 0,5% ke $65,70, dan WTI November menguat 0,5% ke $62,11. Fokus jangka dekat tetap pada keputusan OPEC+, tren persediaan AS, dan arus ekspor Ceyhan.(ads)
Sumber: Newsmaker.id
