Harga Minyak turun pada hari Rabu (1/10), memperpanjang kerugian dari dua sesi sebelumnya, karena para investor mempertimbangkan rencana OPEC+ untuk peningkatan produksi yang lebih besar bulan depan, sementara data dari AS dan Asia menunjukkan tanda-tanda penurunan permintaan.
Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun 56 sen, atau 0,9%, menjadi $65,47 per barel pada pukul 13:16 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November juga turun 53 sen, atau 0,9%, menjadi $61,84 per barel.
Keduanya diperdagangkan pada level terendah sejak awal September, setelah turun lebih dari 3% pada hari Senin dan kehilangan 1,5% lagi pada hari Selasa.
Harga Minyak turun karena Pasar mengantisipasi peningkatan produksi OPEC+ dengan besaran yang sama pada bulan November yakni peningkatan sebesar 500.000 barel per hari seperti yang dilakukan pada bulan September serta mulai turunnya permintaan dari AS dan Asia, menurut analis Rystad, Janiv Shah.
“Penurunan cadangan Minyak AS telah melambat, jadi pergerakan bullish bisa mulai berbalik arah,” tambahnya.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, bisa saja sepakat untuk meningkatkan produksi Minyak hingga 500.000 barel per hari pada bulan November tiga kali lipat dari peningkatan yang dilakukan untuk bulan Oktober — karena Arab Saudi berupaya merebut kembali pangsa Pasar, kata tiga sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Namun, OPEC menulis di X (sebelumnya Twitter) bahwa laporan media mengenai rencana peningkatan produksi sebesar 500.000 barel per hari adalah menyesatkan.
Sementara itu, di Amerika Serikat, sebuah laporan industri menunjukkan bahwa cadangan Minyak mentah turun, sementara persediaan bensin dan distilat meningkat pada pekan yang berakhir 26 September, menurut sumber Pasar yang mengutip perkiraan dari American Petroleum Institute pada hari Selasa.(yds)
Sumber: Reuters.com
