Harga Minyak mulai stabil setelah turun selama dua hari berturut-turut. Brent untuk kontrak Desember berada di kisaran $66 per barel, sementara WTI sedikit naik menjadi $62,41 per barel. Penurunan sebelumnya terjadi karena Pasar bereaksi terhadap kemungkinan OPEC+ akan mempercepat rencana kenaikan produksi pada pertemuan akhir pekan ini.
Isu yang beredar menyebut OPEC+ mungkin akan menaikkan produksi Minyak sebanyak 500.000 barel per hari selama tiga bulan ke depan untuk merebut kembali pangsa Pasar. Namun, OPEC membantah sudah ada rencana seperti itu. Meski begitu, isu ini cukup membuat Pasar waspada dan membuat harga goyah.
Dari sisi global, Pasar juga masih menunggu kepastian soal potensi shutdown pemerintahan AS. Jika Kongres gagal menetapkan anggaran tepat waktu, pemerintahan bisa lumpuh, dan itu berisiko berdampak pada perekonomian. Sementara itu, Pasar saham AS terlihat melemah di awal sesi Asia.
Laporan cadangan Minyak di AS juga memberi sinyal campur aduk. Stok Minyak mentah turun 3,7 juta barel pekan lalu, tapi cadangan bensin dan solar justru naik. Di sisi lain, Badan Energi Internasional (IEA) meramalkan akan ada surplus Minyak global di tahun depan — jadi meskipun ada faktor pendukung seperti stok Minyak China, Pasar tetap hati-hati.(ads)
Sumber: Bloomberg.com
