Harga Emas mencetak rekor tertinggi baru di level $3.875,53 per ons, ditopang kekhawatiran Pasar terhadap shutdown Pemerintah AS yang resmi dimulai. Ini jadi hari kelima berturut-turut Emas menguat, karena Pasar semakin melirik aset safe haven di tengah ketidakpastian. Penutupan ini berpotensi menunda rilis data penting seperti nonfarm payrolls, yang sangat ditunggu pelaku Pasar.
Sepanjang tahun ini, harga Emas sudah melesat lebih dari 47%, dan sedang menuju tahun terbaik sejak 1979. Lonjakan harga ini banyak didorong oleh pembelian besar dari bank sentral dan arus masuk yang kuat ke ETF berbasis Emas. Data Bloomberg mencatat inflow ETF Emas di bulan September jadi yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Pasar juga mencermati pernyataan yang saling bertolak belakang dari para pejabat The Fed. Presiden Fed Boston, Susan Collins, mengatakan pemangkasan suku bunga mungkin masih perlu dilakukan karena Pasar tenaga kerja yang melemah. Namun Presiden Fed Dallas, Lorie Logan, menilai penurunan suku bunga harus ditunda karena inflasi masih belum turun sesuai target.
Sementara itu, harga Perak juga ikut menguat, naik hingga 2% ke $47,55 per ons — hanya sekitar 5% di bawah rekor tertingginya. Sepanjang tahun ini, Perak bahkan naik lebih dari 60%, ditopang oleh kekhawatiran Pasar, permintaan tinggi, dan pasokan global yang masih terbatas.(ads)
Sumber: Bloomberg.com
