Harga Perak menguat pada perdagangan Senin (29/9), mencatat kenaikan signifikan di tengah meningkatnya ketidakpastian global dan ekspektasi kebijakan moneter longgar di Amerika Serikat, serta potensi penutupan Pemerintah AS. Perak menyentuh $47,18 per troy ounce, naik hampir 1,9% meski memangkas kenaikannya dengan berada di $46,89 pada penutupan sesi. Kinerja positif ini menegaskan tren bullish Perak sepanjang September, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu aset safe-haven yang diburu investor.
Dorongan utama bagi reli Perak datang dari prospek penurunan suku bunga The Federal Reserve yang semakin terbuka lebar. Melemahnya Dolar AS di Pasar global turut mendukung reli, mengingat Perak menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Selain faktor moneter, meningkatnya permintaan industri—terutama dari sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, dan elektronik—mendorong harga logam putih ini ke level yang lebih tinggi. Di saat bersamaan, pasokan global yang terbatas memperkuat tekanan kenaikan harga.
Meski demikian, sejumlah analis menilai kenaikan tajam ini berpotensi memicu aksi ambil untung dalam jangka pendek. Pasar menunggu rilis data penggajian non-pertanian AS pada akhir pekan yang dapat memberi sinyal arah kebijakan The Fed berikutnya. Jika data ekonomi menunjukkan ketahanan lebih kuat dari perkiraan, Perak bisa menghadapi tekanan koreksi. Namun secara keseluruhan, tren jangka menengah hingga panjang masih dinilai positif selama ketidakpastian geopolitik dan risiko perlambatan ekonomi global tetap tinggi. (Arl)
Sumber : Newsmaker.id
