Harga Perak sedikit melemah ke level $46 per ons pada Selasa (30/9) pasca sempat menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun di $47,2 di awal sesi. Kenaikan harga didorong oleh risiko pasokan dan prospek permintaan yang tetap bullish, baik untuk aset safe-haven maupun penggunaan industri Perak.
Sementara Silver Institute memproyeksikan Pasar Perak akan berakhir defisit untuk tahun kelima berturut-turut, dengan output global diperkirakan mencapai 844 juta ons pada 2025, sekitar 100 juta ons lebih rendah dari permintaan. Permintaan terhadap aset logam mulia juga meningkat karena kebutuhan akan aset aman, terutama dipicu oleh risiko penutupan Pemerintah AS dan kekhawatiran fiskal terkait rencana belanja yang lebih tinggi oleh Washington.
Dari sisi industri, meningkatnya adopsi energi surya turut mendongkrak daya tarik Perak. Instalasi tenaga surya di Tiongkok memang tumbuh tipis pada Agustus karena reformasi harga mendorong perusahaan untuk mempercepat pemasangan sejak Juni, namun ekspor sel surya dari negara tersebut tercatat melonjak hingga 40%.
Prospek industri lainnya yang memperkuat permintaan termasuk penggunaan Perak dalam elektronik konsumen dan pusat data.(yds)
Sumber: Trading Economics