Harga Minyak turun tipis pada Kamis (25/9), mundur dari level tertinggi tujuh minggu pada sesi sebelumnya, karena sebagian investor mengambil untung setelah bursa saham AS ditutup melemah dan menjelang prospek permintaan musim dingin yang lebih lambat serta kembalinya pasokan Kurdistan.
Kontrak berjangka Brent turun 49 sen atau 0,7% menjadi $68,82 per barel pada 08:25 GMT, sementara kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 54 sen atau 0,8% menjadi $64,45 per barel.
Kedua acuan itu naik 2,5% pada Rabu ke level tertinggi sejak 1 Agustus, didorong oleh penurunan mengejutkan pada persediaan Minyak mentah mingguan AS dan kekhawatiran bahwa serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia dapat mengganggu pasokan.
Sementara kata Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS “Kita berada di Pasar yang secara umum risk-off,”. Dua hari penurunan berturut-turut pada saham AS memberi tekanan pada harga Minyak, tambahnya.
Ekspektasi bearish pada fundamental pasokanm dengan lebih banyak Minyak yang diperkirakan segera datang dari Irak dan Kurdistan menambah beban.
“Kembalinya pasokan Kurdistan memunculkan kembali kekhawatiran narasi kelebihan pasokan, mendorong penurunan harga yang bergerak dekat tertinggi tujuh minggu,” ujar Priyanka Sachdeva, analis Pasar senior di Phillip Nova.
Aliran Minyak dari Kurdistan Irak diperkirakan akan dimulai kembali dalam beberapa hari setelah delapan perusahaan Minyak mencapai kesepakatan pada Rabu dengan Pemerintah federal Irak dan Pemerintah regional Kurdistan untuk melanjutkan ekspor.
Sementara sebagian kekhawatiran Pasar terhadap gangguan pasokan Rusia masih ada, Haitong Securities mengatakan dalam sebuah laporan bahwa faktor lain di balik ketahanan Minyak adalah minimnya tekanan penurunan yang signifikan dari fundamental permintaan-penawaran dalam beberapa pekan terakhir.
Seiring musim permintaan puncak berangsur berakhir, harga belum mencerminkan ekspektasi meningkatnya tekanan kelebihan pasokan, tambahnya.
Menegaskan kehati-hatian investor terhadap permintaan, para analis J.P. Morgan pada Rabu mengatakan bahwa lalu lintas penumpang udara AS untuk September hanya menunjukkan peningkatan tahunan 0,2%, melambat dari pertumbuhan 1% pada masing-masing dua bulan sebelumnya.
“Demikian juga, permintaan bensin AS mulai menurun, mencerminkan moderasi yang lebih luas pada tren perjalanan,” kata para analis dalam laporan itu.(yds)
Sumber: Reuters