Harga Perak memangkas keuntungannya pada hari Selasa (23/9), dan bertahan di dekat level tertinggi 14 tahun di atas $44 troy ons setelah pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Dalam pernyataannya, Powell menegaskan bahwa prospek pemangkasan suku bunga masih terbuka, meskipun menekankan bahwa jalurnya akan tetap bergantung pada perkembangan inflasi dan data ekonomi ke depan. Nada dovish tersebut memicu pelemahan imbal hasil Obligasi AS, sehingga meningkatkan daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar menafsirkan komentar Powell sebagai sinyal bahwa The Fed tetap bersiap memangkas suku bunga pada pertemuan Oktober dan Desember. Ekspektasi ini semakin memperkuat permintaan terhadap aset safe haven, dengan investor mencari perlindungan dari ketidakpastian arah kebijakan moneter jangka menengah. Data terbaru dari CME FedWatch menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Oktober berada di atas 90%, mempertegas optimisme Pasar terhadap sikap pelonggaran lebih lanjut.
Selain faktor moneter, ketegangan geopolitik global terus menopang harga Perak. Situasi di Timur Tengah dan Eropa membuat investor semakin berhati-hati, sehingga meningkatkan aliran modal ke aset lindung nilai. Kombinasi antara pidato Powell yang bernada hati-hati terhadap inflasi namun cenderung mendukung pelonggaran, serta meningkatnya permintaan safe haven, membuat harga Perak berpotensi mempertahankan momentum penguatannya dalam jangka pendek. (Arl)
Sumber : newsmaker.id
