Harga Minyak menguat untuk hari kedua setelah laporan industri menunjukkan persediaan Minyak mentah AS turun pekan lalu, menambah sinyal Pasar bahwa suplai makin ketat. Brent naik 27 sen ke $67,27/barel pada 00:05 GMT, sementara WTI bertambah 28 sen ke $63,56/barel.
Kenaikan Selasa terdorong macetnya kesepakatan ekspor Minyak dari Kurdistan Irak, yang membuat aliran pipa ke Turki tetap terhenti. Padahal, jika berjalan, kesepakatan itu bisa mengembalikan ekspor sekitar 230.000 bph. Dua produsen kunci meminta jaminan pembayaran utang sebelum pengiriman dilanjutkan, sehingga pasokan global tetap tertahan.
Data API menunjukkan stok crude AS turun 3,82 juta barel pada pekan yang berakhir 19 September, gasoline turun 1,05 juta, sementara distillate naik 518 ribu. Angka resmi Pemerintah AS akan dirilis Rabu ini; konsensus memperkirakan kenaikan crude dan gasoline serta penurunan distillate hasilnya akan jadi penentu arah berikutnya.
Sinyal ketat lain datang dari Chevron di Venezuela: perusahaan hanya bisa mengekspor sekitar setengah dari 240.000 bph produksi bersama mitranya, menyusul aturan baru otorisasi operasi. Artinya, lebih sedikit crude berat tinggi sulfur dari Venezuela yang menuju AS menambah alasan Pasar menilai pasokan kian sempit.(ads)
Sumber: newsmaker.id