Harga Minyak bertahan melemah. WTI bergerak mendekati $62 per barel setelah turun 2% pada hari Kamis, sementara Brent berada di atas $66. Sentimen terbebani proyeksi IEA tentang surplus pasokan yang lebih besar di tahun depan.
IEA melihat kelebihan pasokan akan memecahkan rekor. Proyeksi itu muncul setelah OPEC+ memutuskan menambah produksi mulai Oktober, meski secara bertahap. Prospek ini menutup kekhawatiran geopolitik dari Timur Tengah hingga Eropa.
Pelemahan Kamis mematahkan religi tiga hari. Sebelumnya, harga sempat terdorong oleh serangan Israel di Doha yang menarget pimpinan Hamas serta kejadian drone Rusia di langit Polandia. Komentar Presiden Donald Trump ikut memicu short-covering dan muncul pada saat itu.
Secara tahunan, kontrak berjangka Minyak masih turun. Tekanan utama datang dari surplus yang sudah tampak. EIA menyebut kelebihan pasokan telah terjadi dan penumpukan berpotensi membengkak pada kuartal ini.(ayu)
Sumber: Bloomberg