Harga Minyak dunia kembali terkoreksi pada perdagangan pagi (5/9) ini, memperpanjang penurunan selama tiga hari berturut-turut. Kekhawatiran Pasar terhadap kemungkinan penambahan produksi oleh OPEC+ menjadi pendorong utama tekanan jual, meskipun ada dukungan terbatas dari sisi geopolitik dan permintaan strategis.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun ke kisaran US$63,29 per barel, sementara Brent diperdagangkan di sekitar US$66,77 per barel. Kedua benchmark ini mencatat penurunan sekitar 5% dalam sepekan terakhir.

Penurunan harga Minyak terjadi setelah muncul kabar bahwa OPEC+ berencana untuk menambah pasokan mulai Oktober mendatang. Menurut laporan Reuters, kelompok produsen Minyak tersebut kemungkinan akan menyetujui peningkatan produksi sebesar 1,65 juta barel per hari (bph), atau sekitar 1,6% dari total permintaan global. Langkah ini dinilai sebagai respon terhadap harga yang sebelumnya sempat melonjak ke atas US$70 per barel.

Di sisi lain, laporan mingguan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan peningkatan stok Minyak mentah AS sebesar 2,4 juta barel, bertentangan dengan ekspektasi Pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 2 juta barel. Kenaikan stok ini semakin menambah tekanan terhadap harga, karena mengindikasikan permintaan yang melemah di Pasar domestik.

Meski begitu, beberapa faktor masih memberi dukungan terhadap harga Minyak. Di antaranya adalah aktivitas penimbunan strategis oleh China, yang diketahui terus membeli Minyak dalam jumlah besar sepanjang tahun ini—rata-rata 530.000 barel per hari. Ketegangan geopolitik yang melibatkan Rusia dan kemungkinan penerapan sanksi baru juga menambah elemen ketidakpastian terhadap pasokan global.(mrv)

Sumber : newsmaker.id