Harga Minyak berbalik turun setelah reli empat hari. Pedagang menunggu sinyal yang lebih jelas soal pasokan, sambil memantau efek lebih luas dari keputusan Presiden AS Donald Trump memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook. Pagi ini waktu Asia, Brent bergerak di kisaran tinggi-$68 dan WTI di kisaran $64 setelah reli ke level tertinggi dua minggu pada sesi sebelumnya. Kekhawatiran soal independensi bank sentral ikut membebani selera risiko. Di sisi kebijakan, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) merilis rancangan pemberitahuan untuk melipatgandakan Tarif menjadi 50% atas produk India mulai Rabu, sebagai sanksi atas pembelian Minyak Rusia. Langkah ini menambah tekanan dalam upaya Washington mendorong kemajuan perundingan damai Rusia–Ukraina. New Delhi mengecam rencana “Tarif sekunder” itu sebagai tidak adil. Pasar yang lebih luas melemah: Dolar AS dan Treasuries bergerak setelah pengumuman pemecatan Lisa Cook memicu debat hukum dan kekhawatiran intervensi politik ke The Fed. Sentimen hati-hati ini berpotensi menekan prospek permintaan energi jika pelemahan ekonomi AS meluas. Untuk saat ini, minat risiko yang menurun membatasi kenaikan harga Minyak. Secara fundamental, Minyak masih cenderung berkonsolidasi. OPEC+ telah menaikkan produksi dalam beberapa bulan terakhir—termasuk tambahan ~547 ribu bpd untuk September—sementara IEA memperingatkan risiko surplus menuju 2026 meski ada gangguan pasokan dari serangan drone Ukraina ke infrastruktur energi Rusia. Kombinasi peningkatan pasokan dan risiko geopolitik membuat harga bergerak dalam rentang sempit.(ayu)Sumber: newsmaker.id
