Harga Minyak turun setelah menguat selama empat hari karena investor menunggu sinyal yang lebih jelas mengenai pasokan, sekaligus memantau dampak Pasar yang lebih luas akibat langkah Presiden Donald Trump untuk mencoba menggulingkan gubernur Federal Reserve.
Harga Minyak Brent turun mendekati $68 per barel, meskipun harga sebagian besar tertahan di kisaran $65 dan $70 bulan ini. Penurunan harga Minyak mentah pada hari Selasa mencerminkan sentimen penghindaran risiko di Pasar yang lebih luas, karena Trump berusaha menyingkirkan Lisa Cook dari The Fed.
Departemen Keamanan Dalam Negeri mengeluarkan pemberitahuan pada hari Senin untuk menggandakan Tarif atas semua impor India, karena AS berusaha menghukum negara tersebut karena membeli Minyak mentah Rusia. Langkah tersebut—yang akan berlaku efektif pada hari Rabu—dianggap sebagai bagian dari upaya Trump yang lebih luas untuk menengahi perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Namun, perusahaan penyulingan Minyak di negara Asia Selatan tersebut berencana untuk mempertahankan sebagian besar pembelian mereka dari Moskow dalam beberapa minggu mendatang.
Minyak mentah diperdagangkan dalam rentang sempit hampir sepanjang bulan Agustus, dengan para pedagang menilai dampak pungutan AS, serta konsekuensi jangka panjang dari serangkaian kenaikan pasokan besar-besaran dari OPEC+. Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan awal bulan ini bahwa Pasar Minyak global berada di jalur surplus rekor tahun depan karena pertumbuhan permintaan melambat sementara pasokan meningkat, meskipun Pasar telah menguat selama musim panas.
“Harga Minyak tetap berada dalam kisaran yang ketat di tengah volatilitas geopolitik dan fundamental yang relatif tangguh,” kata analis Barclays, Amarpreet Singh, dalam sebuah catatan.(alg)
Sumber: Bloomberg