Harga Perak mencatatkan kenaikan pada hari Jumat (1/8), setelah data penggajian AS yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve dan pengumuman Tarif baru mendorong permintaan safe haven, seperti Perak. Meski begitu, logam mulia ini mengalami penurunan mingguan sekitar 0,1%, mencerminkan tekanan dari Dolar AS yang menguat dan kekhawatiran terhadap permintaan industri.
Investor saat ini menimbang sejumlah faktor utama. Pertama, kebijakan Tarif baru AS diyakini turut menekan permintaan industri global-termasuk untuk Perak, yang sebagian besar digunakan dalam sektor elektronik dan energi terbarukan. Kedua, Dolar AS berada pada level tertinggi dalam dua bulan terakhir karena ekspektasi suku bunga tetap tinggi dari Federal Reserve.
Walaupun menghadapi tekanan makro global, Perak tetap dipandang sebagai aset safe haven dan logam industri penting. Sebagai kombinasi dari kedua peran tersebut, Perak cenderung lebih volatil ketimbang Emas. Jika ketegangan dagang meningkat atau permintaan industri memburuk, harga Perak bisa turun kembali. Namun, stabilnya data makro ekonomi dapat menjadi penopang di tengah spekulasi kebijakan suku bunga The Fed.
Sumber : newsmaker.id