Dolar AS sedikit terkoreksi pada hari Kamis (31/07) setelah mengalami reli selama lima hari berturut-turut. Meski begitu, Indeks Dolar AS (DXY) tetap bertahan kuat di atas level 99,50 dan mendekati batas psikologis 100,00, tertinggi dalam dua bulan terakhir. Penguatan Dolar didorong oleh data ekonomi AS yang solid serta pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang membuat Pasar menahan ekspektasi pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.
Dalam pertemuan Rabu lalu, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya, dan Powell menegaskan bahwa bank sentral tetap independen dari tekanan politik, termasuk dalam menghadapi dampak Tarif yang diluncurkan Presiden Donald Trump. Powell juga menyatakan bahwa ekonomi AS masih kuat dan inflasi tetap tinggi, sehingga The Fed memerlukan waktu tambahan untuk mengevaluasi dampak kebijakan perdagangan terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Pernyataan tersebut membuat para investor mulai mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Peluang pemotongan suku bunga pada bulan September, yang sebelumnya diperkirakan sekitar 63%, kini turun menjadi 43%. Secara keseluruhan, Pasar kini hanya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 35 basis poin untuk tahun ini, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Fokus utama Pasar kini tertuju pada rilis data Indeks Harga PCE AS, yang menjadi indikator inflasi favorit The Fed. Konsensus memperkirakan inflasi utama naik menjadi 2,5% dari sebelumnya 2,3%, sementara PCE Inti diprediksi tetap stabil di angka 2,7% secara tahunan. Jika data ini mengonfirmasi tekanan inflasi yang tinggi, posisi Dolar AS diperkirakan akan tetap kuat di bulan Agustus.(ayu)
Sumber: newsmaker.id
